BASAJAN.Net, Meulaboh – Tim Manajer PT Pembangunan Perumahan (PP) Tbk memperkenalkan teknologi Building Information Modeling (BIM).
Hal itu disampaikan pada Forum Komunikasi Mahasiswa Teknik Sipil Indonesia (FKMTSI) Wilayah Aceh yang digelar oleh Universitas Teuku Umar sebagai tuan rumah Temu Wicara Regional (TW Reg) ke IX Wilayah Aceh, Senin 22 April 2019.
PT PP merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang perencanaan dan kontruksi bangunan yang memiliki delapan lini bisnis, baik di tingkat upstream business, midstream business maupun down business.
Dalam mengoperasikan bisnisnya PT PP memiliki satu strategi yaitu menggunakan teknologi. Dengan harapan delapan lini bisnis, mereka dapat meningkatkan efisiensi, efektivitias dan optimalisasi, baik dari segi biaya, proses, atau kebijakan.
Dalam demontrasi teknologi, Manager, Head of BIM Operation Building 1 at PT PP (Persero) Tbk, Wirawan Pandu Wicaksono menyampaikan beberapa bidang pekerjaan saat ini harus bisa menyesuaikan dengan revolusi industri 4.0, termasuk sektor konstruksi.
“Berbagai teknologi diciptakan untuk mempermudah pembangunan kontruksi gedung dan infrastruktur, salah satunya menggunakan teknologi Building Information Modelling (BIM),” ujarnya.
BIM dikenal sebagai sebuah konsep yang menggunakan sistem aplikasi digital yang menggabungkan desain bangunan dengan data atau informasi teknisnya. Pada PT PP sendiri terdapat dua teknologi utama yang dikembangkan yaitu BIM dan ERP.
“Beberapa aplikasi yang digunakan pada BIM yaitu AUTODESK REVIT dan TEKLA”, ucapnya.
Musuh utama di kontruksi adalah produktivitas. Jika melihat proyek konstruksi hari ini, tidak banyak perbedaan dengan proyek 50 tahun lalu. Masih terdapat pemborosan sumberdaya dalam industri konstruksi.
Di sisi lain industri konstruksi Aceh masih senang menggunakan cara-cara tradisional atau manual. Dari cara mengecor, menghitung volume dan lain-lain.
“Dalam sehari, hanya 30 persen dari pekerjaan kita yang menghasilkan value. Selebihnya adalah non-value. Dari 8 jam sebenarnya hanya 2 jam yang dibayar,” jelasnya.
Pandu menjelaskan, dunia industri di Aceh masih fragmanted dan masih bekerja sendiri-sendiri, serta belum ada kolaborasi antar stakeholder dalam dunia kontruksi. Sehingga seringkali terjadi kehilangan informasi. Hal itu dikarenakan tidak memiliki satu sumber bisa dipercaya.
“Maka melalui BIM kita memiliki satu pemodelan. Sehingga menjadi sumber yang akurat dan bisa dipercaya. Tenaga teknik sipil kita masih banyak menggunakan 2D yang seringkali terjadi perbedaan antara dokumentasi dengan realisasi. Karena umumnya membingungkan dan tidak terkoordinasi, sehingga menyebabkan delay dan rework,” terangnya.
Pandu menambahkan BIM bisa menjadi solusi dan alat bantu dalam proses-proses pembangunan dengan pemakaian teknologi. Pemakaian BIM juga harus secara benar.
Building Information Modelling sebuah model 3D cerdas yang merepresentasikan kondisi sebenarnya dalam format digital dan dapat dimanfaatkan sepanjang siklus hidup proyek .
“Jadi kita memegang satu data yang kita pakai sepanjang siklus proyek. Idealnya BIM dipakai mulai perencanaan, perancangan, konstruksi hingga pemeliharaan. Jadi seluruh kegiatan kita diatur oleh ekologi,” ungkapnya.
Selain itu, penerapan BIM dalam tender dapat membantu tim tender untuk dapat memperoleh gambaran desain proyek yang jelas secara digital, mendapatkan perhitungan volume (quantity) dan simulasi sequence pekerjaan.
“Jika memakai BIM dengan benar kita bisa mendapat manfaat seperti mengurangi error design dan memudahkan dalam pemasangan. Mampu berkolaborasi, karena format dari BIM adalah pemodelan atau visual,” terangnya.
Dalam hal biaya juga bisa lebih perdictability atau terprediksi. Karena yang dipasang berdasarkan data yang akurat dan dari segi biaya pasti sudah terukur.
“Mahasiswa teknik sipil segera mempelajari dan mengembangkan konsep BIM ini baik secara otodidak maupun mendatangkan tenaga praktisi untuk memberikan pelatihan, sehingga semakin meningkatkan kompetensi mahasiswa teknik sipil nantinya,” serunya. []
KONTRIBUTOR : PUTRI AGUS SILVIA
EDITOR : RAHMAT TRISNAMAL