Berkah Dari Si Manis

oleh -316 views

Meulaboh- Selama ada kemauan, pasti ada jalan. Begitulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan usaha yang dilakukan Anita.

Bermodal tabungan dari hasil penjualan dua tandan kelapa muda, perempuan kelahiran Meulaboh, 39 tahun lalu ini, nekat memulai bisnis air tebu.

Di pondok berukuran 4 x 6 meter yang terletak di jalan Imam Bonjol Seuneubok, Kecamatan Johan Pahlawan, saban harinya Anita menjajakan air tebu segar hasil olahan tangannya. Usahanya sudah berjalan selama setahun.

“Ya beginilah kalau cuma tamat SMA. Dari pada saya berkerja yang tidak karuan, lebih baik saya berjualan tebu,” ujar Anita, saat ditemui di pondok jualannya, Minggu 8 Oktober 2017.

Awalnya, ia mencoba memeras empat batang tebu yang ada di rumahnya dan menjual ke tetangga. Pelan tapi pasti, usaha tebu miliknya mulai berkembang dan dikenal orang banyak.

Batang-batang tebu tersebut, ia peras dengan mesin. Dari tiap batang tebu sepanjang tiga meter, bisa menghasilkan empat gelas atau dua botol sirup air tebu segar.

Anita biasanya memesan 100 batang tebu dari petani di Desa Pasi Jambu Kecamatan Kaway XVI, dengan harga Rp 4000 per batang.

“Kalau cuaca panas, 100 batang bisa habis dalam lima hari. Tapi kalau lagi hujan, bisa sampai 15 hari baru habis,” ujar ibu tiga anak ini.

Segelas air tebu ia jual dengan harga, Rp 3000 dan Rp 5000 untuk per botolnya. Dari hasil jualannya, Anita biasanya mendapat keuntungan Rp 80.000 sampai Rp 150.000 per hari atau Rp 2 juta hingga Rp 4,5 juta per bulan.

“Kalau musim hujan, susah laku, tapi kalau lagi cuaca panas, laku banyak,” jelasnya.

Menurut Anita, hasil jualannya cukup untuk mencukupi kebutuhan keluarga dan membiaya pendidikan anak-anaknya. “Alhamdulillah cukuplah,”

Ketiga anaknya saat ini duduk di bangku sekolah dasar. Dengan kebutuhan hidup yang makin meningkat dan melihat semangat belajar anak-anaknya, ia semakin termotivasi untuk memberikan kehidupan dan pendidikan lebih layak bagi ketiga buah hatinya.

“Agar anak saya tidak merasakan apa yang saya rasakan” pungkasnya.

Penulis: Asha Amila
Editor: Junaidi Mulieng