BASAJAN.NET, Banda Aceh- Asosiasi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (ASKOPIS) Aceh, menggelar Focus Group Discussion (FGD) Literasi Digital Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), Sabtu, 08 Juni 2024.
FGD yang berlangsung di Ruang Rapat Direktur Pascasarjana UIN Ar-Raniry itu, merupakan rangkaian acara pelantikan Pengurus DPD ASKOPIS Aceh periode 2024-2028.
Ketua ASKOPIS Pusat, Mohammad Zamroni, sebagai pemantik diskusi menyampaikan, saat ini setidaknya ada beberapa kemampuan literasi digital yang harus dimiliki setiap orang.
Pertama budaya digital, yaitu mencakup pola perilaku, cara berpikir, dan berkomunikasi seseorang yang dipengaruhi oleh teknologi dan internet.
Menurut Zamroni, kondisi hari ini seringkali memperlihatkan sesuatu yang berbeda ketika seseorang berada di dunia maya, dibandingkan dengan dunia nyata.
Ketika di dunia nyata, orang-orang begitu santun, menjunjung tinggi norma dan etika dalam berinteraksi.
“Tapi begitu masuk ke dunia maya, orang-orang sering menunjukkan budaya berbeda dalam berinteraksi,” ungkapnya.
Kedua, critical thinking atau berpikir kritis. Menurut Zamroni, ini berkaitan tentang kemampuan seseorang dalam menganalisis dan mengevaluasi informasi, serta argumen.
Ketiga, online safety skills atau kemampuan menjaga keamanan saat menggunakan media digital. Tak hanya diri sendiri, tapi juga orang lain, seperti perundungan siber, sexting, berbagi foto dan perizinannya, eksploitasi online, plagiarisme dan hak cipta, dan lainnya.
Keempat, etika digital. Hal ini sangat penting dalam menciptakan kepercayaan, tanggung jawab, dan integritas, serta mencegah konflik di masyarakat.
Kelima, finding information yaitu kemampuan memilah dan mencari informasi secara akurat, kemudian mengevaluasinya.
“Literasi digital harus didukung oleh kemampuan seseorang dalam berpikir kritis dan evaluasi,” tambah Zamroni.
Literasi Harus Sentuh Kalangan Bawah
Salah satu peserta dari UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Jauhari Hasan menyampaikan, selama ini literasi digital belum sepenuhnya menyentuh masyarakat menengah ke bawah.
Padahal menurutnya, masyarakat menengah ke bawah seringkali dihadapkan pada berbagai persoalan karena ketidaktahuan mereka tentang media digital.
“Mereka adalah kelompok rentan terhadap berbagai informasi dari media digital,” sambungnya.
Karenanya, Jauhari mengusulkan, ke depan ASKOPIS Aceh perlu melakukan penguatan kepada masyarakat yang lebih luas. Selain mendidik masyarakat, hal itu juga bisa menjadi upaya menguatkan eksistensi ASKOPIS Aceh.[]