Meulaboh- Wakil Bupati Aceh Barat Drs H Rachmat Fitri. HD, MPA, secara resmi membuka ekspo sekaligus menetapkan Kecamatan Arongan Lambalek sebagai sentra kerajinan eceng gondok, Jumat 31 Maret 2017.
Acara yang digelar di kantor kecamatan setempat, dihadiri Rektor Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, Prof Dr Farid Wajdi Ibrahim, MA, Kepala Bappeda Aceh Barat T Ahmad Dadek, SKPK, para camat, kepala desa, Dekranas dan perguruan tinggi yang ada di Aceh Barat.
Hadirnya Kelompok Usaha Produksi (KUP) di Kecamatan Arongan Lambalek, berkat adanya program Universitas Membangun Desa (UMD), melalui Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) inovatif mahasiswa UIN Ar-Raniry, pada tiga desa di Kecamatan Arongan Lambalek.
Ide pelaksanaan UMD ini digagas Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Ar-Raniry bersama Program Kolaborasi Masyarakat dan Pelayanan Untuk Kesejahteraan (KOMPAK).
Selama enam bulan pembinaan, ibu-ibu KUP di desa Kubu, Pelanteu dan Cot Jerumudi, telah memproduksi berbagai jenis kerajinan berbahan eceng gondok.
Ketua Kecamatan Mahasiswa KPM UIN Ar-Raniry, Triandono Putra mengatakan, program tersebut dilaksakan dalam tiga gelombang.
Gelombang pertama fokus pada pembentukan KUP serta mengumpulkan bahan baku yang layak pakai. Gelombang kedua, tahap pengolahan eceng gondok, seperti tas, dompet, gantungan kunci, dan lain sebagainya. Gelombang ketiga, merupakan proses pemasaran yang baik dan mampu menjual hasil kerajinan tersebut.
Menurut Rian, penetapan Kecamatan Arongan Lambalek sebagai sentra kerajinan eceng gondok, dikarenakan kecamatan ini memiliki sumber daya eceng gondok yang melimpah.
“Selain itu, sejumlah kelompok usaha produksi juga telah terbentuk dan telah menghasilkan berbagai kerajinan dengan bahan dasar eceng gondok,” ungkapnya.
Wakil Bupati Aceh Barat, Rachmat Fitri mengatakan, kreativitas yang telah dilaksanakan mahasiswa UIN Ar-Raniry sangat luar biasa, sehingga akan membantu peningkatan ekonomi masyarakat desa.
“Kreativitas itu salah satu unsur maju tidaknya suatu desa atau daerah,” ujarnya.
Ia menambahkan, pemerintah daerah akan terus berkomitmen dalam meningkatkan ekonomi masyarakat melalui kerjasama dengan berbagai pihak.
Koordinator KOMPAK Aceh Barat, Abdul Haris mengatakan, program tersebut dapat terwujud berkat dukungan Pemerintah Aceh Barat.
Dengan adanya KUP, kata Haris, diharapkan mampu untuk menciptakan inovasi pemberdayaan ekonomi baru di luar sektor pertanian, karenanya diperlukan kolaborasi yang tepat dalam mencapai hal tersebut.
Haris menambahkan, peran aktif semua pihak akan membantu sistem perekonomian baru bagi masyarakat ekonomi rendah.
“Selain itu juga dapat membentuk kinerja-kinerja baru ke depannya yang mampu mengurangi angka pengangguran khususnya di Aceh Barat. KOMPAK hanya membangun pondasi saja,” pungkasnya.[]
Editor: Ariski Septian