Alhamdulillah, Masyarakat Aceh Akan Miliki Al-Quran Bahasa Daerah

oleh -244 views

Banda Aceh- Selama ini bagi sebagian masyarakat Aceh, terutama yang berada di daerah pedalaman, mempelajari dan memahami arti dari tiap ayat al-quran masih terasa sulit. Terlebih, bagi mereka yang kurang paham bahasa Indonesia.

Namun hal tersebut akan segera teratasi. Al-quran terjemahan dalam bahasa Aceh telah rampung dikerjakan dan akan segera diperbanyak oleh Kementerian Agama.

“Alhamdulillah, telah rampung 100 persen,” ujar Ketua Panitia penerjemahan al-quran dalam bahasa Aceh, A Rani Usman.

Untuk merampungkan segala sesuatu berkenaan dengan penerjemahan dan penafsirannya, pihaknya mengadakan workshop penerjemahan Al-quran ke dalam Bahasa Aceh, dengan melibatkan berbagai kalangan. Workshop kedua ini diadakan di Hotel Grand Nanggroe Banda Aceh, Rabu malam, 29 November 2017.

Selanjutnya, hasil terjemahan akan divalidasi oleh para ahli dari berbagai bidang ilmu, baik tafsir, hadis, bahasa dan budaya.

“Hasilnya nanti akan dicetak oleh kementerian Agama RI,” kata A Rani Usman.

A Rani mengatakan, penerjemahan al-quran ke dalam bahasa Aceh dapat terwujud berkat kerja sama Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan dan Manajemen Organisasi Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh.

Kepala Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan dan Manajemen Organisasi Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI, Choirul Fuad Yusuf, mengatakan, penerjemahan merupakan peralihan bahasa dari bahasa asli (kalamullah) yakni dalam bahasa Arab ke dalam bahasa lain, seperti Bahasa Aceh.

Dalam penerjemahan al-quran kata Fuad Yusuf, banyak hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan. Jika salah menerjemahkan maka akan salah dipahami oleh umat, sehingga efeknya sangat besar.

Karenanya, lanjut Fuad Yusuf, ada beberapa hal yang sangat penting dalam penerjemahan al-quran. Di antaranya harus ada kecocokan, ketepatan serta relevansi dengan budaya.

“Ketepatan menggunakan bahasa daerah sangat penting sehingga tidak terjadi kontroversi dalam pemahaman,” ujarnya.

Choirul meminta, penerjemahan dilakukan dengan kehati-hatian, karena ayat al-quran sangat luarbiasa dalam mengatur segala sesuatu di dunia ini.

“Intinya harus sangat hati-hati baik yang berkaitan dengan politik, budaya, muamalah dan lain sebagainya,” pesan Choirul.

Rektor UIN Ar-Raniry, Farid Wajdi Ibrahim, menyampaikan terima kasih kepada Kemenag yang telah memberikan kepercayaan kepada UIN Ar-Raniry untuk memfasilitasi menerjemahkan al-quran ke dalam bahasa Aceh.

“Ini merupakan pekerjaan yang sangat mulia,” kata Farid.

Sebagai bentuk penghargaan, Farid berharap, nama para penerjemah diabadikan.  Mengingat hasil kerja mereka akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi generasi muda Aceh. Sekaligus menyelamatkan bahasa Aceh.

“Kita tahu yang dilakukan ini bukan pekerjaan mudah,” sebut Farid.[]

 

 

Editor: Junaidi Mulieng

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *