BASAJAN.Net, Meulaboh- Ketua Prodi Antropologi Universitas Malikussaleh (Unimal) Lhokseumawe, Al Chaidar mengatakan, munculnya pergerakan Islam teroris berasal dari golongan pembauran pemikiran Islam fundamentalis dan Islam radikal.
Pakar terorisme Indonesia tersebut mengemukakan, berdasarkan riset yang ia lakukan, ciri-ciri Islam teroris dapat diketahui dari beberapa hal, yaitu agak bersifat simbolik dan ritualisme-aktivisme.
Selain itu, Islam teroris juga memiliki kesadaran politik yang kuat, berwawasan sosial, dan menggunakan kekerasan.
“Mereka juga mempedomani pemerintahan antara otokrasi dan nomokrasi dan berwacana secara jihad-khilafah-imamah-bai’at,” papar Al Chaidar dalam kuliah umum Ancaman Terorisme-Radikalisme dan Penanggulangannya dalam Perspektif Indonesia, pada Kamis 9 Mei 2019, di Universitas Teuku Umar (UTU).
Kuliah umum yang diadakan Prodi Ilmu Hukum Fisip UTU tersebut, dibuka Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Alumni UTU, Mursyidin. Diikuti dosen dan mahasiswa.
Dalam sambutannya Mursyidin menyampaikan, pemahaman terorisme dan radikalisme harus menjadi perhatian segenap masyarakat kampus.
“Sehingga nantinya paham-paham semacam itu tidak berkembang di UTU,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, juga dilakukan penandatangan kerjasama antara Fisip UTU dengan Prodi Antropologi Unimal. Kerjasama yang ditandatangani oleh Dekan Fisip UTU, Basri dan Al Chaidar itu memuat poin-poin tentang peningkatan kualitas publikasi bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Turut disaksikan Wakil Rektor III UTU Mursyidin dan ketua Prodi Hukum UTU Nila Trisna.
Selain itu, Al Chaidar juga memberikan materi tambahan tentang metode menulis buku ajar bagi para dosen Fisip UTU.[]
WARTAWAN: NURKHALIS
EDITOR: JUNAIDI MULIENG