Aceh bukan Lahan Investasi

oleh -624 views

PENULIS: NURSALATI

(Member Back to Muslim Indentity. Email: nursalati92@gmail.com)

 

BASAJAN.NET, Meulaboh- “Buya Krueng teu dong-dong Buya Tamoeng meuraseuki.”

Begitu sindiran kasar bersumber dari hadih maja (nasehat tetua Aceh) masih sesuai menganalisa kondisi Aceh kekinian. Tatkala menyaksikan begitu mudahnya sekelompok pendatang masuk mengambil keuntungan sementara kaum pribumi hanya tercengang seribu bahasa. Dengan kata lain, pendatang bisa sejahtera menikmati hasil di tempat yang disinggahi sedangkan pribumi bisanya gigit jari.

Aceh merupakan daerah yang terletak di bagian ujung pantai pulau Sumatra. Pada masa kejayaannya di bawah pemerintahan islam Aceh menduduki posisi strategis sebagai pintu gerbang lalu lintas perniagaan dunia. Aceh daerah kaya dengan sumber daya alam berlimpah mulai dari laut dan daratan bumi subur. Inilah yang menjadikan Aceh tak pernah di lepas dalam perlindungan kekuasaan islam Turki Utsmani.

Selain itu, Aceh memiliki pesona keindahan alam hayati sangat berhasil ‘menampar hati’ para wisatawan-wisatawati terpikat untuk menikmatinya. Dan di samping itu, Aceh juga disebut Bumi Serambi Mekkah terbukti dari kemegahan dengan syariatnya serta berbalut budaya menggugah terus terkenang di jiwa masyarakat Aceh hinga ke pelosok desa dan hutan belantara.

Namun kini, kemegahan itu seakan hanya menjadi simbol belaka. Faktanya apa yang terlihat  tak seperti apa yang terdengar dalam Hikayat Aceh. Aceh tersayang sekarang bagai sepotong brownis cokelat atau madu terpahit karena telah masuk ke arena sayembara kapitalis asing.

Saat Aceh dipromosikan oleh pemerintah, maka keran investasi dibuka lebar untuk para investor dari berbagai negara. Tidak cukup pada event Sail Sabang. Ternyata baru- baru ini Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf kembali menerima kunjungan Paul Hamel, calon investor asal Kanada. Irwandi menawarkan peluang investasi di sektor energi, kesehatan, pariwisata dan infrastruktur. (www.goaceh.co). Tidak hanya itu saja, bahkan sepanjang pantai barat selatan akan dijadikan target bidikan investasi asing (www.pidii.co.id). Dan kemudian menjadi tanda tanya, investasi tersebut berkah atau musibah?

Masalah Sosial di Aceh

Padahal masih ada sebagian rakyat Aceh berada dalam keadaan ekonomi sulit. Dimana kaum perempuan terkadang memaksakan diri menjadi buruh demi mencukupi ekonomi keluarga. Belum lagi masalah kriminalitas terus menghantui akibat pengangguran  meningkat belum terciptanya lapangan kerja memadai bagi masyarakat.

Aceh secara fisik memang tidak dijajah. Namun,  dari segi batin dan hukum  telah dirampas haknya untuk memperoleh kesejahteraan hidup terutama pendidikan dan ekonomi. Dan sungguh disayangkan banyak yang tidak sadar akan hal ini jikapun ada orang menyadari tidak mampu berbuat apa-apa.

Menawarkan Aceh pada dunia melalui mekanisme investasi sama saja mengundang bala bencana bagi Aceh. Bagaimana tidak, mempelajari alur dan tujuan investasi selalu saja yang diuntungkan yakni penguasa (pemberi jalan) dan  pengusaha (pemilik modal). Pada akhirnya pengusaha boleh jadi suatu waktu benar berubah menjadi penjajah demi melancarkan imperialismenya di negeri muslim mengeruk kekayaan alam dari bumi berkah melimpah ruah, Aceh.

Menyongsong Aceh Hebat

Jalan keselamatan pembangunan menyeluruh bagi rakyat Aceh melalui misi pembangunan  agar semakin lebih baik hanya degan kembali pada konsep islam. Islam memiliki aturan yang khas lagi sempurna termasuk dalam hal pengelolaan sumber  daya alam.

Dalam pandangan Islam, hutan, air, dan energi adalah milik umum. Ini didasarkan kepada hadits Rasulullah SAW, “Kaum muslimin berserikat dalam tiga hal: air, padang rumput dan api“ (HR Abu Dawud, Ahmad, Ibnu Majah).

Maka, pengelolaannya tidak boleh di-swastanisasikan tapi harus dikelola sepenuhnya oleh negara dan selanjutnta hasilnya harus dikembalikan kepada rakyat dalam berbagai keberkahannya.Dari situlah akan terwujud kesejahteraan bagi manusia yang bukan semata-mata hanya dirasakan masyarakat Aceh saja termasuk seluruh kaum muslimin di sekitarnya dan berikutnya semua manusia dan makhluk hidupnya. Siap menyongsong Aceh hebat?

 

EDITOR: NURKHALIS

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.