A Rani Usman: Media Berperan Bentuk Pendapat Pembaca

oleh -289 views
Ketua Aspikom Heri Budianto menerima cindera mata dari Ketua Prodi KPI Pascasarjana UIN Ar-Raniry Abdul Rani Usman (kanan), Rabu 1 November 2017. (Basajan.net/Nat)

Banda Aceh- Ketua Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh, A Rani Usman menilai, media memiliki peranan yang sangat strategis dalam membina dan membentuk pendapat para pembaca.

“Media massa dengan kekuatan politiknya harus mampu mencerdaskan pembaca dengan sajian pemberitaan yang sehat,” kata A Rani pada seminar komunikasi nasional bertema Kekuatan Politik Media Massa di aula pascasarjana UIN Ar-Raniry, Banda Aceh, Rabu, 1 November 2017.

Seminar nasional yang diselenggarakan Program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry tersebut dibuka langsung Direktur Pascasarjana UIN Ar-Raniry Prof Syahrizal Abbas.

Dalam pembahasannya terkait politik media internasional, ia menjelaskan bahwa para pemangku kepentingan di berbagai tempat kerap memanfaatkan media sebagai alat untuk berkuasa.

Menurutnya, ini menunjukkan bahwa antara media dan politik tidak dapat terpisahkan. Hanya idealisme wartawan yang kemudian menjadi harapan sehingga pemberitaan bisa diterima oleh penonton atau pembaca sesuai dengan yang dibutuhkan.

“Masyarakat juga harus cerdas dalam melihat isi media,” kata Rani.

Ketua Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi Indonesia, Heri Budianto dalam pemaparannya tentang politik media massa dan opini publik mengatakan sistem politik suatu negara sangat menentukan sistem pers, karenanya sangat penting untuk memahami relasi media dengan politik.

“Dalam kontestasi politik, media memiliki peran cukup besar dan orang tidak mungkin menjadi seseorang tanpa media,” kata Heri.

Menurut dia, ada politik citra yang dimainkan politisi di media dan perlu diketahui personal branding sangat kuat ketika seseorang memutuskan menjadi politisi dan tidak heran jika di Indonesia banyak media yang dimiliki oleh pimpinan partai politik.

“Jurnalis sangat penting untuk menjaga motif ideologi dan idealisme dalam bekerja,” katanya.

Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Aceh Muhammad Hamzah menyebutkan, KPI Aceh berbeda dengan lembaga penyiaran di daerah lain, di Aceh, azan di tiap jadwalnya selalu disiarkan, padahal di daerah lainnya azan diseragamkan di jadwal magrib dan isya saja.

KPI Aceh saat ini juga sedang menggodok peraturan untuk semua televisi berjaringan di Indonesia harus punya studio di Aceh, sehingga nantinya dapat diambil tindakan tegas.

“Kita akan ambil tindakan tegas jika tidak dilakukan,” kata Hamzah.

Ia menyebutkan, saat ini tiga dari 12 media nasional sudah mendirikan stasiun lokal. Hal itu dinilai sangat baik sehingga produksi siaran lokal bisa digenjot. Apalagi jika melihat siaran produksi telivisi nasional yang tidak mendidik.

“Tugas kita harus mengontrol itu,” katanya.

Selain seminar, Pascasarjana UIN Ar-Raniry juga menandatangani kerjasama dengan Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana, KPI Aceh dan Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia Aceh.[]

 

Editor: Junaidi Mulieng

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *