Hikmah I’tikaf

oleh -1,415 views
Ilustrasi/Foto: Jurnal Islam

BASAJAN.net, MEULABOH- Menjelang akhir bulan suci Ramadhan, beberapa orang memutuskan untuk beri’tikaf di masjid demi menyempurnakan ibadah puasa.

I’tikaf berasal dari kata ‘akafa ‘alaihi yang memiliki arti senantiasa atau berkemauan kuat untuk setia kepada sesuatu. I’tikaf di bulan Ramadhan berarti tinggal di masjid untuk melakukan ibadah.

“Nabi SAW Biasa beri’tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan hingga beliau wafat, kemudian sesudah wafatnya istri-istrinya beri’tikaf.” (HR Muttafaq ‘alaih).

Beri’tikaf membutuhkan niat yang kuat. Seseorang akan tinggal di masjid dalam jangka waktu yang diinginkan. Ketika beri’tikaf, sesorang akan memperbanyak ibadah, baik ibadah wajib maupun sunnah.

Ada kiat-kiat yang harus dilakukan seseorang untuk melaksanakan I’tikaf nya.  Hal pertama yang harus dilakukan saat memasuki masjid ialah Shalat Tahiyatul masjid. Selanjutnya membaca Alquran, berdoa, bertasbih, beristigfar, mengkaji ajaran-ajaran Islam dan lainnya.

Tidak jarang beberapa masjid besar mengadakan kegiatan I’tikaf bersama, sehingga ada guru atau ustaz yang membimbing jamaah serta memberikan ilmu agama.

Mengenai waktu beri’tikaf, para ulama memiliki perbedaan pendapat. Ada yang mengatakan sebelum terbenam matahari dan ada juga yang mengatakan sesudah shalat fajar. Jika melhat zhahir hadits ini, maka I’tikaf dimulai setelah Shalat Fajar.

“Adalah Muhammad SAW Apabila hendak melakukan I’tikaf beliau shalat fajar kemudian sesudah itu baru beliau masuk ke dalam tempat I’tikaf.” (HR Bukhari dan Muslim).

Ketika beri’tikaf, ada hal-hal yang tidak boleh dilakukan yakni melakukan perbuatan dosa dan berhubungan badan. “… tetapi jangan kamu campuri mereka, ketika kamu beri’tikaf dalam masjid…”) al-baqarah:187)

Sementara itu, dikutip dari nu.or.id, ada beberapa hikmah yang diperoleh seseorang dari beri’tikaf.

Pertama, meningkatkan daya tahan tubuh karena I’tikaf dapat membawa ketenangan jiwa dan batin. Selajutnya, menghidupkan hati untuk terus beribadah kepada Allah Swt.

I’tikaf berguna untuk merenungi setiap dosa di masa lampau dan memohon ampunan. I’tikaf dilakukan pada 10 hari terakhir ramadhan, di mana salah satu harinya bertepatan dengan lailatul qadar. Barangsiapa yang beribadah dan berdoa di malam lailatul qadar, ia akan terbebas dari segala dosa.

 

Sumber: Republika.co.id (disarikan dari “Puasa Ibadah Kaya Makna” Karya: DR. H. Miftah Faridl)

Editor: Junaidi Mulieng

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.